MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
TENTANG
SUMBER METODOLOGI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
DISUSUN
OLEH
HARLISA
LOKAL:A(JABAR)
SEMESTER:II
PRODI:PAI
DOSEN PENGAMAMPU:BAHARUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2011
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul,”SUMBER METODOLOGI PENDIDIKAN ISLAM”. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha esa. Penulis juga menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semuanya yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penuliisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.Namun demikian,penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik.semoga bermanfaat untuk semuanya.
Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan,atas perhatiannya saya selaku penulis mengucapkan terima makasih.
Tembilahan,02 mei 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I
a. Latar Belakang Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I
b. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I
c. Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .I
BAB II PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
a. Pengertian Metode Pendidikan Agama islam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
b. Faktor-Faktor Dalam Memilih Metode Pendidikan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
c. Metode-Metode pendidikan Agama islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
d.Sumber Metodologi pendidikan islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB III PENUTUP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
a. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
b. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama merupakan bagian penting dalam pendidikan untuk membentuk insan kamil. Agama islam sebagai bagian dari sejumlah agama didunia, merupakan agama yang mempunyai pandangan hidup bahwa dunia adalah sesuatu yang fana dan permaianan belaka. Manusia beragama akan lebih mementingkan kehidupan akhirat sehingga ia akan menjadikan dunia ini sebagai lapangan kebajikan untuk memperoleh kehidupan yang sempurna di akhirat kelak.Salah satu jalan untuk mencapai kehidupan kami ini adalah dengan adanya pendidikan agama, lebih khusus yakni pendidikan agama islam sebagai agama yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Namun demikian realitanyamenunjukkan adanya kegagalan pendidikan agama islam di lingkungan kita.
Pendidikan agama islam sebagai bagian dari pendidikan agama islam merupakan salah satu bagian dalam mencapai tujuan pendidikan untuk menjadikan manusia yang kamil. Pendidikan sebagai transfer of knowledge merupakan mata tombak utama dalam menyampaikan ajaran-ajaran yang tertuang dalam al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber utama ajaran agama islam. Dimana dengan adanya pendidikan ini maka ajaran-ajaran agama dapat diwariskan kepada generasi berikutnya dan benar-benar terinternalisasi dalam diri generasi mendatang.
Salah satu alat pendidkan agama islam yakni metode pendidikan agama islam. Yang mana dengan menggunakan metode yang tepat maka ajaran-ajaran agama dapat diserap oleh anak didik dengan sebaik-baiknya. Metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Sebagai seorang calon pendidik agama islam maka kita perlu mengetahui metode-metode dalam pendidikan agama islam. Dengan mengetahui metode-metode tersebut maka kita diharapkan mampu menyampaikan materi-materi ajaran agama islam dengan berbagai variasi sehingga tujuan pendidikan agama islam dapat tercapai dengan lebih mudah.
B. Rumusan Masalah
A.Bagaimana pengertian pendidikan agama islam tersebut?
B.Bagaimana metode-metode pendidikan agama islam itu sendiri ?
C.Bagaimana faktor-faktor yang terdapat dalam pemilihan pendidikan agama islam itu?
BAB II
PEMBAHASAN
A . Pengertian Metode Pendidikan Agama Islam
Sebelum lebih jauh membicarakan tentang metode pendidikan agama islam, maka pada bagian ini kami akan menjelaskan terlebih dahulu tentang pengertian dari metode pendidikan agama islam itu sendiri. Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani ”methodos” dan dalam bahasa Inggris ditulis dengan ”method”.
Secara terminologi metode diartikan sebagai tata cara untuk melakukan sesuatu.lebih dari itu metode didefinisikan sebagai cara kerja atau cara yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan sesuatu.Dan hampir sama dengan arti tersebut metode diartikan sebagai cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia tahun 1988 sebagaimana yang dikutip oleh Erwati Aziz, metode mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Pengertian seperti diatas dapat digunakan pada berbagai objek termasuk pendidikan. Sehingga metode pendidikan merupakan cara yang teratur dan terpikir baik-baik yang digunakan untuk memberikan pelajaran kepada anak didik. DR. Nana Sudjana mendefinisikan metode pendidikan sebagai cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pendidikan.Dan ketika dilekatkan dengan agama islam maka definisinya adalah metode tentang pendidikan materi-materi agama islam.
Dari pengertian diatas kami merumuskan pengertian metode pendidikan agama islam sebagai cara kerja yang teratur dan sistematis serta memikirkan semua faktor-faktor yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan agama islam atau untuk menyampaikan materi-materi pendidikan agama islam secara efektif dan efisien.
B. Faktor-Faktor Dalam Memilih Metode Pendidikan
Metode pendidikan merupakan salah satu sarana yang amat penting dalam mencapai tujuan pendidikan. E. Mulyasa menuliskan bahwasannya dalam proses interaksi edukasi seorang pendidik atau guru harus mampu memberikan pengalaman yang bervariasi, serta memperhatikan minat dan kemampuan siswa.
Masih menurut E, Mulyasa bahwasannya pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru. Senada dengan E. Muyasa, Nana Sudjana menyatakan bahwa proses interaksi edukasi akan berjalan baik jika siswa banyak aktif dibanding dengan guru. Oleh karena itu metode belajar yang baik adalah yang dapat menumbuh kembangkan kegiatan belajar siswa.
Dalam hal ini, ada beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan sebelum memilih metode yang akan kita pakai. Winarno Surahmat menyatakan bahwa setidaknya ada lima faktor yang perlu kita perhatikan yakni :
a) Siswa (dengan berbagai tingkat kematangan dan minatnya)
b) Tujuan (dengan berbagai jenis dan fungsinya)
c) Situasi (dengan berbagai keadaannya)
d) Fasilitas (dengan berbagai kuailitas dan kuantitasnya)
e) Pengajar (dengan bernagai kemampuannya)
Sedangkan Wenstenlein juga mempertimbangkan lima hal dalam menetukan metode pendidikan yang akan dipakai, yakni:
a) Tujuan
b) Lingkungan pendidikan dan peralatan
c) Sistem pendidikan
d) Kebutuhan anak didik
e) Kemampuan pendidik
Sedangkan Ahmad Pathoni dalam bukunya metodologi pendidikan agama islam menuliskan bahwasannya ada 6 faktor yang mempengaruhi metode pendidikan, anatara lain :
a) Tujuan pendidikan
b) Bahan pendidikan
c) Guru/pendidik
d) Anak didik
e) Situasi mengajar
f) Faktor lain, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi jenis metode tersebut.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pendidikan tidak jauh berbeda. Satu sama lain saling melengkapi dan terkadang hanya penyusunannya saja yang berbeda.
C. Metode-Metode Pendidikan Agama Islam
Pada dasarnya metode yang dipakai dalam pendidikan secara umum tidak beda jauh dengan metode yang dipakai dalam pendidikan agama islam. Metode-meyode yang dipakai dalam pendidikan agama islam banyak macamnya dan tentu saja dapat kita kembanagkan.
Abdur-Rahaman an-Nahlawi sebagaimana yang dikutip olehErnawati aziz mengemukakan beberapa metode pendidikan islam sebagaimana berikut:
a) Metode hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi.
b) Kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi
c) Amtsal Qur’ani dan Nabawi.
d) Teladan
D.Sumber Metodologi Pendidikan Islam
Metodologi yang tepat dalam pendidikan sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Kerena situasi, kondisi, dan psikologis objek didik (Siswa, anak, teman, tetangga, karyawan, bawahan, dll) berbeda-beda, maka pendidik jangan hanya mengandalkan satu metoda saja dan jangan menganggap atau menyatakan mutlak kebenaran metodanya tersebut.
Dalam islam, ada beberapa metodologi pendidikan yang dapat digunakan pendidik (Pemimpin, orang tua, guru, pejabat, da'i, dll) sebagai acuan, baik dalam lingkungan formal maupun informal. Baik di lingkungan sekolah, instansi, keluarga, ataupun masyarakat secara luas. Metodologi ini dikenal dengan sebutan 30 T.
.
1. TA’LIM(Memberitahu)
Ta'lim diartikan juga sebagai pengajaran. Ta'lim, merupakan metoda dasar dalam pendidikan. Supaya tidak terjadi salah faham, pertama-tama pendidik menyampaikan pengertian tentang objek-objek (Benda, Keadaan, Persoalan, Kasus) yang sedang dibicarakan.
2. TABYIIN (Memberi penjelasan)
Pendidik harus menjelaskan dengan benar supaya ada kejelasan tentang objek yang diberitahukannya itu.
3. TAFSHIIL (Merinci)
Metode ini untuk memberi keterangan secara detail mengenai apa yang dibicarakan atau diberitahukannya sehingga objek didik memperoleh pengertian yang utuh dan mendalam.
4. TAFHIIM (Memahamkan)
Metoda TAFHIIM ini untuk memberikan kesamaan persepsi tentang benda, keadaan, persoalan, ataupun kasus, sehingga tidak terjadi perselisihan mengenai yang dibicarakan. Biasanya perselisihan itu timbul karena adanya pemahaman yang berbeda tetang objek yang sama.
5. TARJIH (Memilih yang lebih mendekati kebenaran)
Jika ada dua alasan atau lebih yang berbeda menengai suatu objek, maka pilihlah yang mendekat kebenaran dan kemaslahatan
6. TAQRIB (Melakukan pendekatan)
Metoda ini dapat dilakukan kapan saja untuk menciptakan kebaikan dan harmonisasi hubungan antara pendidik dan objek didiknya.
7. TAHKIIM (Mengangkat penengah)
Meminta pihak ketiga yang ‘arif sebagai hakim atau penengah untuk memutuskan perbedaan dan perselisihan yang ada.
8. TA’SYIIR (Menggunakan Isyarat)
Banyak anggota tubuh ini yang bisa dijadikan sebagai isyarat supaya objek didik melakukan sesuatu. Bisa menggunakan kedipan mata, gerak tangan, gelengan kepala, ataupun anggota badan lainnya. Isyarat juga bisa menggunakan benda-benda tertentu. Metoda TA’SYIIR ini kadang tidak berhasil, karena objek didik memerlukan daya tangkap dan persepsi yang yang tinggi untuk menangkap maksud yang tersirat. Walaupun begitu metoda ini juga bisa meningkatkan kepekaan komunikasi dengan orang lain.
9. TAQRIIR (Memberi persetujuan secara tersirat)
Memberi persetujuan tanpa kata, bisa berupa senyuman, sikap, atau membiarkan objek didik meneruskan hal benar yang dilakukannya. Jadi, metoda ini dilakukan apabila objek didik melakukan perbuatan benar dan tidak menyalahi aturan
10. TALWIIH (Menyalahkan atau membenarkan secara simbolis)
Talwiih ini bersifat simbolis, bisa menggunakan simbol tertentu atau kiasan untuk menyalahkan atau membenarkan, menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap orang lain.
11. TARWIIH (Memberi penyegaran fisik dan mental)
Sebagai pendidik, seharusnya melakukan hal yang bisa menyenangkan dan menyegarkan objek didik, baik rohani maupun jasmaninya. Jangan terus menjejali waktu dan kapasitas otaknya tanpa henti, sehingga mereka tidak selalu berada dibawah tumpukan sekam dan tekanan psikis. Manusia dengan fitrahnya masih perlu bersantai-santai. Gunakanlah metoda ini dengan ‘arif.
12. TAQSHIIR (Mengurangi)
Mengurangi atau meringankan beban/tugas yang harus dikerjakan sehingga tugas itu dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu harus memberi toleransi atas beban/tugas yang dikerjakan objek didik. Dengan metoda ini diharapkan objek didik mempunyai tanggung jawab mentataati dan tidak merugikan dirinya sendiri dengan menyelesaikan tugasnya.
13. TABSYIIR (Menjanjikan balasan yang baik)
Maksudnya, menggembirakan dengan menjanjikan hal-hal yang menyenangkan (sebagai contoh memberi hadiah, dll) apabila objek didik/yang bersangkutan menepati dan mengerjakan apa yang telah diperoleh atau dipelajarinya. Metoda ini juga harus dilakukan dengan ‘arif sesuai kondisi.
14. TAMTII’ (Memberi hadiah tambahan)
Pemberian tambahan di luar dari ketentuan yang sudah diberlakukan ini hanya dilakukan untuk objek didik yang kesadaran morilnya masih kurang. Jangan dijadikan kebiasaan hanya untuk memanjakannya, dan lakukan secara bijaksana juga dengan memahami perkembangan mental objek didik.
15. TA’ZIIZ (Memberi kehormatan)
Memberikan tanda kehormatan atau penghargaan kepada yang bersangkutan/objek didik karena prestasi/hal baik yang telah dilakukannya. Selain digunakan di dunia pendidikan secara khusus, metoda Ta’ziiz ini secara umum digunakan di lingkungan perusahaan atau instansi. Bagi karyawan yang benar-benar berprestasi tinggi biasanya diberi jabatan yang lebih tinggi pula.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Metodologi pendidikan islam dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya berada didalam Al-quran dan Al-hadist.Oleh karena itu untuk mendalaminya,kita perlu menggungkapkan implikasi-implikasi metodologis kependidikan dalam kitab suci al-quran dan al-hadist.Sumber pendidikan islam yang dimaksud disini adalah semua acuan atau rujukan yang darinya memancarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang akan di transiternalisasikan dalam pendidikan islam. Sumber ini tentunya sudah diyakini kebenaran dan keyakinannya dalam menghantar aktivitas pendidikan ,dan telah teruju dari waktu-kewaktu.Sumber pendidikan islam terkadang disebut dengan dasar ideal pendidikan islam.
Salah satu metode pendidikan agama islam adalah pembiasaan dan pengamalan,sebuah metode yang diisyaratkan secara implisit didalam surah al-alaq.Pada waktu turun wahyu tersebut perintah iqra diulang-ulang oleh malaikat jibril.Latihan dan pengulangan yang merupakan metode praktis untuk memahami suatu materi pelajaran termasuk dalam metode ini.Dalam pengamalan ajaran agama pembiasaan ini sangat penting,karena bila sudah terbiasa melakukannya dengan baik sejak kecil akan sulit untuk berubah dari kebiasaan tersebut.
B.Saran
Demikianlah isi makalah yang saya jelaskan,saya selaku penulis mohon maaf atas kesalahan dalam penulisan makalah ini,karna saya juga dalam proses belajar.Tetapi saya berharap makalah yang saya buat ini bisa bermamfaat bagi pembaca,dan bisa dijadikan sebagai panduan.Dan saya mengucapkan terima kasih atas partisivasi dari teman-teman sehingga makalah ini bisa saya selesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alim,Muhammad.2006. Pendidikan Agama Islam .Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Mujit,Abdul.2006.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Kencana
Uhbiyati,Nur.1997.Ilmu Pendidikan Islam.Bandung:Pustaka Setia