Rabu, 26 Desember 2012

SOAL UAS DAN JAWABAN MULTIMEDIA( HARLISA)




YAYASAN PENDIDIKAN AULIAURRASYIDIN

No. Dokumen
:
PAI-FP-AKD-20
STAI AULIAURRASYIDIN
FORM
Tgl. Terbit
:

Prodi PAI
PERKULIAHAN
No. Revisi:
:

Jl. Gerilya Parit 6 Tembilahan 29213 Indonesia

Hal
:
…/…
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

Matakuliah          :  Aplikasi Multimedia                        Hari/Tanggal            :
Kode Matakuliah   :                                                                                         Waktu :           100 menit
Bobot                  :  2 SKS                                              Bentuk tes                : Tertulis
Jurusan/Prodi       :  Tarbiyah/PAI                                   Semester/Lokal/TA  : V/2012/2013

No.
Pertanyaan
Bobot Nilai
(1)
(2)
(3)
1.
Apa yang dimaksud dengan multimedia
20
2.
Apa yang dimaksud  Microsoft Office Excell
20
3.
Sebutkan  4 macam sub menu pada tab menu Home (Microsoft Office Excell 2007)
20
4.
Sebutkan langkah-langkah memasukkan rumus average (rata-rata) pada Microsof Office Excell
20
5.
Sebutkan langkah-langkah mengirim file sisipan (attachment) atau arsip  pada e-mail
20

Jawab:

  1. Multimedia adalah media yang menggunakan beberapa bentuk dari isi informasi dan proses informasi (seperti: tulisan, audio, grafis, animasi, video, dan intercativity) untuk menginformasikan dan menghibur pengguna atau penonton. Multimedia juga diartikan sebagai presentasi komputer yang terkontrol yang mengkombinasikan tiga atau lebih dari elemen-elemen seperti: tulisan (text), grafis, animation, full-motion images, still video images, dan sound.
  2. Microsoft Office Excell Adalah aplikasi pengolah angka (spreadsheet), untuk menghitung, memproyeksikan, menganalisa, merepresentasikan data.
  3. Empat macam sub menu yang ada pada tab menu Home (Microsoft Office Excell 2007), yaitu:
Ø  Sub menu Slides
Ø  Sub menu Font
Ø  Sub menu Paragraph
Ø  Sub menu Drawing
  1. Langkah- langkah memasukkan rumus average, yaitu:
Ø  Tujukan penulisan pada kolom rata-rata
Ø  Tulis simbol =
Ø  Setelah dibuat simbol =, tulis AVERAGE
Ø  Buat simbol buka kurung
Ø  Blok mata pelajaran yang ingin dicari rata-ratanya
Ø  Setelak itu klik simbol tutup kurung
Ø  Terakhir tekan ENTER
Contoh : Format penulisan :   =AVERAGE(sel awal : sel akhir) tekan ENTER

  1. Langkah-langkah mengirim file sisipan (attachment) atau arsip  pada e-mail, yaitu:
Ø  Pastikan dokumen atau foto telah tersimpan dlm disket atau telah kita salin ke komputer tempat mengakses  Internet.
Ø  Log in ke Account e-mail. Selanjutnya klk link Tulis atau New, akan muncul halaman baru untuk pengiriman e-mail.
Ø  Buat surat baru dgn cara seperti yg telah dijelaskan sebelumnya. Ketik pesan pengantar mengenai dokumen atau foto yg kita lampirkan.
Ø  Setelah selesai mengetik pesan pengantar, klik tombol Lampirkan atau link Attachments atau Attach Files.
Ø  Kemudian muncul kotak dialog Select file(s) to upload....Untuk menambahkan file yg akan disertakan  bersama e-mai, klik tombol file yg akan dijadikan file attachments.
Ø   Setelah menentukan nama file dokumen atau gambar yg akan dikirim, kemudian klik tombol Open kemudian kotak dialog Select file(s) to upload...akan ditutup dan file sisipan akan ditampilkan. JIka kita ingin mengirim file lain, maka ulangi langkah di atas.
Ø  Untuk fasilitas file sisipan yg disediakan Yahoo! Mail yaitu besar atau kapasitas file sisipan maksimal sebesar 25MB. Jika jumlah file lampiran banyak atau besar file lebih dari 25MB, kita terpaksa harus mengirimnya dlm beberapa e-mail. Jika proses penempatan file sisipan telah selesai, maka kirim e-mail beserta file lampirannya dgn klik tombol Kirim atauSend.
Ø  Tunggu pesan konfirmasi status pengiriman e-mai. Jika e-mail beserta lampirannya terkirim dgn baik, akan munucl kotak konfirmasi yg menyatakan e-mail kita sudah dikirim akan ditampilkan.
Ø   Jika sudah terkirim seluruhnya, klik tombol Sign Out/Log Out untuk keluar dari account e-mail.

Kamis, 12 April 2012

tips-tips cantik alami

TIPS CANTIK ALAMI YANG MUDAH
CANTK ALAMI SEBENARNYA MUDAH BANGETTTTT DALAM ISLAM, MAU CANTIK ALAMI TANPA MENGELUARKAN BIAYA,
CUMA MENGELUARKAN AIR AJA . . . . HAHAH . .

MAU TAU . . .

BAGI PARA CEWEK- CEWEK,

SARAN SAYA ADALAH RAJIN BERWUDHU AJA,

SELALU MENJALANKAN IBADAH SHOLAT,

SERING - SERING BACA AL-QURAN AJA . .
INSYA ALLAH ANDA AKAN MENJADI WANITA YANG CANTK LUAR DALAM.
DAN DI SUKAI BANYAK ORANG,
APALAGI COWOK . .


NAH, ITULAH TIPS YHA . . . .

makalah sejarah peradaban islam


MAKALAH
ISLAM PADA MASA MODERN (KONTEMPORER) Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah:
SEJARAH PERADABAN ISLAM
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VII
ASMARITA
HARLISA
SUHARDI
MARIA ELVA
ELA LAILATUL HUSNA
RUANG: A
SEMESTER : IV PAI
DOSEN PENGAMPU:
A. MUTHALIB, S. Ag.,M.A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN TAHUN AJARAN
2012/2013
I. LATAR BELAKANG
Kajian islam di dunia kontemporer pada umumnya berkonsentrasi pada subjek materi tentang tipe-tipe gerakan modernisasi yang beragam atau disebut-sebut sebagai fundamentalisme, pada saat yang sama kaum muslimin terus menjalani hidup di dunia tradisi meskipun adanya beberapa serangan terhadap pandangan tradisional di era modern. Untuk memahami islam dewasa ini, pada langkah pertama sebelum yang lainnya adalah penting untuk memiliki kesadaran akan sejarah agama-agama lain yang tidak mengikuti satu alur yang sama.
Pembahuruan dalam islam atau gerakan modern islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat islam pada masanya.
Dengan kemunduran islam pada zaman modern inilah membawa kami untuk menyingkap bagaimana sebenarnya perkembangan islam pada masa modern.
II.  RUMUSAN MASALAH
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Gerakan  Modernisasi Islam, Asal Usul, dan Perkembangannya?
2. Bagaimanakah Kemerdekaan Umat Islam?
3. Bagaimanakah Organisasi Politik dan Organisasi Sosial Islam Dalam Suasana Indonesia Merdeka?

III.  PEMBAHASAN
ISLAM DI INDONESIA PADA MASA MODERN
A. GERAKAN MODERNISASI ISLAM, ASAL USUL DAN PERKEMBANGAN
Pembaharuan dalam islam atau gerakan modern islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat islam pada masanya.[1] Gerakan modern disebut pula oleh Harun Nasution sebagai zaman kebangkitan islam.[2]
Kemunduran progresif kerajaan usmani yang merupakan pemangku khilafah islam, setelah abad ketujuh belas, telah melahirkan kebangkitan islam dikalangan warga arab di pinggiran imperium itu. Yang terpenting di antaranya adalah gerakan wahabi, sebuah gerakan reformis puritanis( salafiyyah). Gerakan ini merupakan sasaran yang menyiapkan jembatan ke arah pembaharuan islam abad ke-20 yang lebih bersifat intelektual.
Gerakan  pembaharuan ini adalah Jamaludin Al-Afghani(1897). Ia mengajarkan solidaritas pan-islam dan pertahanan terhadap imperialisme Eropa, dengan kembali kepada islam dalam suasana yang secara ilmiah dimodernisasi.
Gerakan yang lahir di Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh besar kepada kebangkitan islam di Indonesia.
Bermula dari pembaharuan pemikiran pemikiran dan pendidikan islam di Minangkabau, yang disusul oleh pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab di Indonesia, kebangkitan islam semakin berkembang membentuk organisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarekat Dagang Islam(SDI)di Bogor(1909)dan Solo(1911), Persyarikatan Ulama di Majalengka, Jawa Barat(1911), Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam(Persis)di Bandung(1920-an), Nahdatul Ulama(NU)di Surabaya(1926), dan Persatuan Tarbiyah Islamiah(Perti)di Candung, Bukittinggi(1930), dan Partai-partai Politik, seperti Sarekat Islam(SI)yang merupakan kelanjutan dari SDI, Persatuan Muslimin Indonesia(Permi)di Padang Panjang(1932)yang merupakan kelanjutan, dan perluasan dari organisasi pendidikan Thawalib, dan Partai Islam Indonesia(PII)pada tahun 1938.
Organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam dan organisasi-organisasi yang didirikan kaum terpelajar, menandakan tumbuhnya benih-benih nasionalisme dalam pengertian modern.

B. PERJUANGAN KEMERDEKAAN UMAT ISLAM
Nasionalisme dalam pengertian politik, baru muncul setelah H. Samanhudi menyerahkan tampuk pimpinan SDI pada bulai Mei 1912 kepada HOS Tjokroaminoto yang mengubah nama dan sifat organisasi serta memperluas ruang geraknya. Sebagai organisasi politik pelapor nasionalisme Indonesia,SI pada dekade pertama adalah organisasi politik besar yang mengrekrut anggotanya dari berbagai kelas dan aliran yang ada di Indonesia. Waktu itu ideologi bangsa memang belum beragam, semua bertekad ingin mencapai kemerdekaan.[3]
Dengan demikian, terdapat tiga kekuatan politik yang mencerminkan tiga aliran ideologi “Islam”, komunisme dan nasionalis”sekuler”. Perpecahan antara ketiga golongan  tersebut, menurut Dealiar Noer, disebabkan oleh pendidikan yang mereka terima bersifat Barat. Pendidikan belanda memang diusahakan agar menimbulkan emansipasi dari agama di kalangan pelajar, sebab agamalah yang terutama menimbulkan pergolakan politik di kalangan rakyat Indonesia. Golongan sekular yang ditimbulkan oleh pendidikan itu kemudian terpecah menjadi dua, komunis dan nasionalis “sekular”.
C. ORGANISASI POLITIK DAN ORGANISASSI SOSIAL ISLAM DALAM SUASANA INDONESIA MERDEKA
1. Masa Revolusi dan Demokrasi Liberal
Pada waktu proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, piagam jakarta sama sekali tidak digunakan. Soekarno Hatta justru membuat teks proklamasi yang lebih singkat, karena ditulis secara tergesa-gesa. Perlu diketahui, menjelang kemerdekaan, setelah jepang tidak dapat menghindari kekalahan dari tentara sekutu, BUPKI ditingkatkan menjadi panitia persiapan kemerdekaan Indonesia(PPKI). Berbada dengan BUPKI yang khusus untuk pulau jawa. PPKI merupakan perwakilan daerah seluruh kepulauan Indonesia. Perubahanan itu menyebabkan banyak anggota BUPKI yang tidak muncul lagi, termasuk beberapa orang anggota panitia sembilan. Persentase Nasional Islam pun merosot tajam.
Oleh golongan nasionalis”sekuler”, keputusan itu dianggap sebagai gentleman’s agrement kedua yang menghapuskan piagam Jakarta sebagai gentleman’s agrement pertama. Sementara itu keputusan yang sama dipanang oleh golongan nasionalis sebagai menghianati gentleman’s agremant itu sendiri. Para nasionalisme Islam mengetahui bahwa, Indonesia merdeka yang mereka perjuangkan dengan penuh pengorbanan itu, jangankan berdasarkan Islam, piagam Jakarta pun tidak. Oleh sebab itu, bisa dibayangkan bagaimana kecewanya para nasionalis Islam.
Yang sedikit agak melegakan hati umat Islam keputusan Komite Nasional Indinesia Pusat (KNIP), pengganti PPKI, yang bersidang tanggal 25, 26, dan 27 November 1945. Komite yang dipimpin oleh Sutan Syahrir, pimpinan utama Partai Sosialis Indonesia (PSI)itu antara lain , membahas usul agar dalam Indonesia merdeka ini agar soal-soal keagamaan digarap oleh satu kementerian tersendiri dan tidak lagi diperlakukan sebagai bagian tanggung jawab Kementerian Pendidikan. Sedikit banyak, keputusan tentang Kementerian Agama ini merupakan semacam konsesi kepada kaum Muslimin yang bersifat kompromi, kompromi antara teori sekuler dan teori Muslim.
Pada tanggal 7 November 1945, Majelis Syura Muslimin Indonesia(Masyumi)lahir sebagai wadah aspirasi umat islam, 17 Desember 1945 Partai Sosialis yang mengkristalisasikan falsafah hidup Marxis berdiri, dan 29 Januari 1946, Partai Nasional Indonesia(PNI)yang mewadahi cara hidup nasionalis”sekuler”pun muncul. Partai-partai yang berdiri sesudah itu dapat dikategorikan menjadi tiga aliran utama ideologi yang terdapat di Indonesia di atas. Partai-partai Islam setelah mereka selain Masyumi adalah Partai Sarekat Islam Indonesia(PSII)yang keluar dari Masyumi pada tahun 1947, Persatuan Tarbiyah Islamiah (Perti), dan Nahdatul Ulama(NU)yang keluar dari Masyumi tahun 1952.
Usaha partai-partai islam untuk menegakkan Islam sebagai ideologi negara di dalam konstituante mengalami jalan buntu. Demikian juga dengan pancasila, yang oleh umat islam waktu itu, dipandang sebagai milik kaum  “anti Muslim”, setidak-tidaknya di dalam konstituante memang, kesempatan untuk menyelesaikan konstituante masih terluang, namun pekerjaannya diakhiri dengan Dekrit Presiden 1959,konstituante dinyatakan bubar dan UUD 1945 dinyatakan berlaku kembali. Dalam konsideran Dekrit itu disebutkan bahwa piagam Jakarta menjiwai dan merupakan  suatu rangkaian kesatuan dengan UUD 1945. Jelas, Dekrit sebenarnya ingin mengambil jalan tenggah. Tapi, tapi Dekrit itu sendiri yang menandai bermulanya suatu era baru, Demokrasi terpimpin, yang membawa kehidupan Demokratis terancam dan berada dalam krisis. Masyumi yang sangat ketat berpegang pada konstitusi, pada bulan Agustus 1960 diperintahkan Presiden Sukarno bubar.

2. Masa Demokrasi Terpimpin
Dengan bubarnya Masyumi, partai islam tinggal NU,PSII, dan Perti. Partai-partai ini, sebagaimana juga Partai-partai lain, mulai menyusuiakan diri dengan keinginan Soekarno yang tampaknya mendapat dukungan dari dua pihak yang bermusuhan, ABRI Dan PKI.
Walaupun partai - partai islam itu melakukan penyesuiaan-penyesuaian terhadap kebijaksanaan Soekarno, tetapi secara keseluruhan, peranan partai-partai Islam mengalami kemerosotan. Tak ada jabatan Menteri berposisi penting yang diserahkan kepada Islam, sebagaimana yang terjadi pada masa Demokrasi Parlementer.
Di masa Demokrasi terpimpin ini, Soekarno kembali menyuarakan ide lamanya Nasakom, suatu pemikiran yang ingin menyatukan nasionalis ”Sekular”, Islam, dan Komunis. Akan tetapi, idenya itu dilaksanakan dengan caranya sendiri. Masa Demokrasi terpimpin itu berakhir dengan gagalnya gerakan 30 September PKI tahun 1965, Umat Islam bersama ABRI dan golongan lainnya bekerjasama menumpas gerakan itu.
3. Masa Orde Baru
Setelah Orde lama hancur, kepemimpinnan berada di tangan Orde Baru. Tumbangnya Orde Lama  yang Umat Islam ikut berperang besar di dalam menumbangkannya- memberikan harapan baru kepada Kaum Muslimin. Namun, kekecewaan barupun muncul di masa Orde Baru ini. Umat Islam merasa, meskipun musuh bebuyutannya, komunis, telah tumbang, kenyataan berkembang tidak seperti yang di harapkan. Rehabilitasi Masyumi, Partai Islam berpenggaruh yang dibubarkan Soekarno, tidak diperkenankan. Bahkan,tokoh-tokohnya juga tidak diizinkan aktif dalam partai Muslimin Indonesia yang didirikan kemudian.

4. Kebangkitan Baru Islam Di Masa Orde Baru
Meskipun umat Islam merupakan 87 persen pendududk Indonesia, ide negara Islam secara terus-menerus dan konsisten di tolak. Bahkan, partai-partai Islam, kecuali di awal pergerakan nasional, mulai dari masa penjajahan hingga masa kemerdekaan, selalu mengalami kekalahan. Malah dengan pembaharuan politik bangsa sekarang ini, partai-partai(berideologi) Islam pun lenyap.

Untuk merumuskan situasi baru itu sekaligus memasyarakatkan kebijakan tersebut, beberapa kalangan yang sejak semula tidak melihat kemungkinan lain, menyelenggarakan forum-forum yang berkenaan dengan aspirasi politik Islam. Balitbang Agama Depertemen Agama, untuk tujuan yang sama, menyelennggarakan seminar dengan tema “Peranan Agama dalam Pemantapan ideologi Negara Pancasila. Kesimpulan dari kegiatan-kegiatan itu tampaknya menyatakan bahwa aspirasi keagamaan dalam kehidupan politik di Indonesia tetap akan tersalurkan. Bahkan dengan kebijaksanaan yang dimaksudkan sebagai upaya modernisasi Politik bangsa itu, Umat Islam, diuntungkan karna dapat melepaskan diri dari ikatan primodialisme, pindah dari dunianya yang sempit kedunia yang lebih luas. Banyak pemikiran Islam yang beranggapan, dengan ditariknya Islam dari level politik, perjuangan kultural dalam pengertian luas menjadi sangat relevan, bahkan mungkin dianggap justru lebih efektif.
Dalam pada itu, dekade 1970-an, kegiatan Islam semakin berkembang bila dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. Terlihat, ada tanda-tanda kebangkitan Islam kembali dalam masa Orde Baru ini. Fenomena yang sangat bisa dilihat adalah munculnya bangunan-bangunan baru Islam; masjid-masjid, mushola-mushola, madrasah-madrasah, juga pesantren-pesantren.
Disamping itu, sejak dekade 1970-an, banyak bermunculan apa yang disebut intelektual muda Muslim yang meskipun sering kontroversial, melontarkan ide-ide segar untuk masa depan umat. Kebanyakan mereka adalah intelektual muslim berpendidikan “umun”. Yang terakhir ini sangat mungkin adalah buah dari kegiatan-kegiatan organisasi-organisasi mahasiswa Islam seperti himpunan mahasiswa Islam (HMI, berdiri tahun 1947) yang cukup dominan di perguruan tinggi umum, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII, organisasi mahasiswa pada mulanya underbow NU), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah(IMM).
Namun, tidak boleh dilupakan Departemen Agama yang dibentuk sebagai konsesi bagi Umat Islam juga banyak berjasa dalam membentuk dan mendorong kebangkitan islam tersebut. Empat belas Institut Agama Islam Negeri (IAIN) induk dengan sekian banyak cabangnya sangat berjasa menyiapkan guru-guru agama, pendakwah dan mubaligh dalam kuantitas besar. Bahkan, depertemen agama secara terus menerus mengembangkan dan meningkatkan mutu IAIN tersebut. Belum lagi, peranan depertemen ini dalam membina madrasah dan pesantren-pesantren yang ada diseluruh wilayah Nusantara ini.
Di samping itu, organisasi-organisasi Islam terutama Muhammadiyah dan NU, dua organisasi terbesar di tanah air, terus diperhatikan oleh setiap kekuatan politik,[4] pada periode 1980-an terdapat phenomena meningkatnya penerbitan buku-buku agama, ceramah, seminar ilmiah serta aktifitas keagamaan dikampus perguruan tinggi, juga padatnya jamaah mesjid, semaraknya pengajian dikantor pemerintah maupun swasta hingga meriahnya Fashion show dan berbagai peragaan busana muslim dihotel-hotel berbintang.[5]
Pengalaman di masa lampau jelas mengambarkan bahwa suatu pemikiran akan berkembang secara fleksibel apabila dia berakar dan mampu menjawab persoalan-persoalan nyata yang dihadapi masyarakat. Apa yang kita saksikan sekarang ini merupakan perkembangan wajar dari langkah-langkah yang sudah ditempuh di masa lalu.[6]
Islam pada hari ini merupakan realitas yang hidup menghadapi tantangan-tantangan dan problematika yang kompleks, namun tetap lebih memijakkan kakinya di atas akar tradisi Islam, dan kebenaran-kebenarannya telah memandu takdirnya sejak turunnya wahyu Alquran lebih dari 14 abad yang lalu. Pada jantung wahyu inilah berpijaknya doktrin keesaan Allah dan keniscayaan bagi umat manusia untuk mengikrarkan ajaran tauhid di dunia ini dalam kehidupan sehari-hari.[7]
Dalam islam modernisasi berarti upaya yang sungguh-sungguh untuk melakukan re interpetasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat tentang keislaman yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuikan dengan perkembangan zaman dengan demikian yang diperbaharu adalah hasil pemikiran atau pendapat bukan mempebaharui atau mengubahapa yang terdapat dalam al-quran maupun hadis, yang diperbaharui adalah hasil pemahaman terhadap al-quran dan hadis.[8]

IV.    KESIMPULAN
Perkembang Islam pada masa modern ini mempunyai banyak problema-problema dalam Negeri. Terutama masalah politik. Islam dewasa ini perkembangannya dipenggaruhi oleh kekuatan politik yang ada, seperti Partai-partai dan organisasi Islam    ( Muhammadiyah dan NU).
Di samping itu, organisasi-organisasi Islam terutama Muhammadiyah dan NU, dua organisasi terbesar di tanah air, terus diperhatikan oleh setiapa kekuatan Di samping itu, organisasi-organisasi Islam terutama Muhammadiyah dan NU, dua organisasi terbesar di tanah air, terus diperhatikan oleh setiap kekuatan politik. Kebangkitan islam dewasa ini, bagaimanapun akan mempunyai dampak politik juga. umat islam dengan segala keberaniannya telah melepaskan suatu wadah politik. Dengan lapang dada, mereka menerima Pancasila dan berharap dpat mengisinya dengan nilai-nilai agama.
Mereka ingin agar pihak-pihak lain yang selama ini memandang curiga terhadap “Islam” dapat mempercayai ulama-ulama dan tokoh-tokoh islam lainnya.





























DAFTAR PUSTAKA



Faqih, Aunur Rahim. 1998. Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta: UII Press


Mansur. 2004. Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta: Global Pustaka Utama

Nata, Abuddin. 2001. Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Idonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Supriyadai, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV Pustaka Setia


Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada



[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban, (Jakarta:PT RajaGrafindo Pesada,2010), hlm.
[2] Dedi Supriadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2008), hlm. 45
[3]  Loc cit. hlm. 259
[4] Badri Yatim, loc cit. 275
[5] Mansur, Peradaban islam dalam lintasan sejarah.
(Yokyakarta:Global Pustaka Utama,2004),hlm.135
[6]  Badri Yatim, Loc cit. hlm 275
[7] Aunur Rahim Faqih,Pemikiran islam peradaban islam. (Yogyakarta:UII,1998), hlm.214
[8] Abdul Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Indonesia, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2001),hlm.155